1.
Hompimpa
Permainan
untuk menentukan siapa yang menang dan kalah dengan menggunakan telapak tangan
dilakukan oleh minimal tiga peserta. Secara bersama-sama, peserta mengucapkan
kata hom-pim-pa. Ketika mengucapkan suku kata terakhir (pa), masing-masing
peserta memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian dalam telapak
tangan menghadap ke bawah atau ke atas. Hompimpa adalah salah satu cara
anak-anak untuk menentukan giliran dalam sebuah permainan. Ketika bermain petak
umpet anak yang kalah hompimpa mendapat giliran sebagai penjaga pos.
Dua orang pemain duduk di atas sebuah batang pohon yang diletakkan di atas air, bisa berupa sungai atau di lumpur. Pemain tersebut duduk berhadapan dan bersenjatakan bantal baku pukul sampai salah satu terjatuh ke dalam air dan biasanya ada juga yang jatuh kedalam kubangan lumpur. Starategi permainan membutuhkan keseimbangan yang kuat dan pukulan yang kencang ke arah lawan dan yang tetap bertahan di atas dinyatakan sebagai pemenang.
3. Layang-Layang
Permainan
layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas
menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia
anak-anak selalu bermain layang-layang, permainan layang-layang ini juga cocok
dimainkan dipantai karena angin yang besar. Di Indonesia juga
ada kontes untuk layang-layang yang bentuknya bermacam-macam dengan beraneka
ragam ukuran.
Permainan taplak gunung membutuhkan
dua pemain, tapi jika ada lebih juga bisa. Inti dari permainan ini adalah siapa
yang bisa menempatkan batunya di posisi paling atas dia pemenangnya. Kunci
permainan ini adalah keseimbangan dan kekuatan kaki, karena semua pemain hanya
boleh menggunakan satu kaki untuk melompat ke kotak berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar